Sepeninggal Munir, selama 18 tahun Suciwati berjuang membesarkan kedua anaknya seorang diri. Dengan penuh ketegaran hati, Suciwati melewati hari-harinya bersama Alif dan Diva. Dia juga tidak pernah lelah mengenalkan sosok ayahnya kepada kedua anaknya. Bagi Alif, anak pertama Suciwati dan Munir, sosok ibunya merupakan pahlawan.
Perjalanan cinta Suciwati dan Munir dilalui dengan cinta kasih, walaupun penuh dengan lika-liku kehidupan. Di mata Suciwati, Munir adalah sosok suami yang romantis bagi dirinya dan kedua anaknya. Puisi-puisi cinta selalu diberikan Munir untuk Suciwati. Salah satunya “Kereta sore telah melaju membawa diri lemah berbaju rindu menuju titik eksistensi terdalam di hidupnya. Sebuah terminal cinta dan harapan yang bernama Suci, Alif dan Diva.
Selama 18 tahun memperjuangkan keadilan untuk kasus suaminya, sebagai manusia pernah berada pada fase lelah. Namun karena cinta yang begitu dalam terhadap Munir, dirinya terus berjuang menuntut keadilan.
Suciwati berpesan sebagai perempuan Indonesia untuk berani dan terus indepeden dalam menyuarakan kebaikan dan kebenaran.